-->

Menikah dengan Perempuan yang Kurang Figur Ayah

Menikah dengan perempuan yang kurang figur ayah

Menikah dengan perempuan yang kurang figur ayah, berarti menikahi seseorang yang terbiasa menahan tangis sendirian, mencari makna cinta lewat luka. Ia tak minta dilindungi, tapi diam-diam berharap ada yang menetap. Cintailah dengan sabar, karena hatinya belajar percaya dari nol, perlahan tapi tulus.

Beberapa waktu lalu (5/2025), saya dihadapkan pilihan yang entah mengapa terasa sangat menyakitkan. Saya direncanakan untuk dijodohkan dengan seseorang, lagi setelah dulu pernah gagal. Alasannya selalu sama, supaya saya tidak menikah dengan seseorang dari luar LDII. Padahal, saya menyukai seseorang pun kini tidak ada.

Hati saya juga sudah sangat lelah mengenal seseorang. Lebih tepatnya lelah segalanya. Bahkan, untuk sesuatu yang mungkin kita bahagia mendapatkannya, saya tampak biasa saja dan terasa begitu kosong. Bayangkan bagaimana Anda mendapatkan pengalaman pertama perjalanan keluar negeri gratis, dibiayai penuh, termasuk akomodasi perjalanan, hotel bintang lima, dapat uang saku, serta transportasi lokal pun juga ditanggung. Benar-benar anugerah yang luar biasa.

Biasanya orang normal akan sangat bahagia menerima kesempatan tersebut. Namun, saat saya mendapatkannya, terasa biasa dan begitu kosong hati saya. Apakah saya sudah terlalu lelah?

Saya pun awalnya menolak baik-baik karena saya memang sama sekali sudah tidak punya tenaga kenal dengan orang baru. Di sisi lain, saya kasihan dengan seseorang yang akan hidup dengan seseorang seperti saya.

Dan ketika terus dipaksa, saya benar-benar seperti orang gila. Teriak-teriak, menangis, marah, hingga saat itu saya berseteru dengan Ibu saya. Saya tidak kuat lagi menahan yang saya pendam, dan mengatakan, "Tolong, sekali saja, sekali tolong dengarkan saya."

Mungkin itu adalah terakhir kalinya, saya benar-benar kehilangan jiwa saya. Raga saya hidup, tetapi jiwa saya sungguh telah tiada.

Menikah dengan perempuan yang tumbuh tanpa figur ayah bukan hanya soal menjadi pasangan hidup. Ini adalah perjalanan untuk memahami lapisan-lapisan luka yang saya simpan dalam diam. Saya mungkin terlihat kuat, tapi di balik ketegarannya, ada tangis yang lama saya tahan sendirian.

Saya terbiasa menyimpan rasa kecewa, karena sejak kecil harus mencari sendiri makna cinta dan rasa aman. Bagi perempuan seperti saya, cinta bukan sesuatu yang datang mudah. Saya tidak minta dilindungi, tapi jauh di dalam diri saya, ada harapan sederhana, ada seseorang yang mau menetap, yang tidak pergi seperti yang pernah saya alami.

Mencintai perempuan seperti saya, berarti mencintai dengan sabar. Hati saya sungguh belajar percaya dari nol. Saya mungkin akan terlihat ragu, mungkin sulit membuka diri sepenuhnya. Tapi ketika saya mulai percaya, saya mungkin akan benar-benar tulus dari dasar hati. Tidak terburu-buru, tapi dalam dan penuh makna.

Perempuan seperti ini tidak sedang menantangmu untuk menyembuhkan lukanya. Ia hanya butuh kamu untuk hadir—bukan sebagai penyelamat, tapi sebagai ruang aman tempat ia bisa menjadi diri sendiri. Mencintainya berarti menjadi saksi tumbuhnya kepercayaan, sedikit demi sedikit, hingga akhirnya ia percaya bahwa cinta bisa bertahan dan tidak selalu menyakitkan. 

Baca juga: Filosofi Bambu untuk Menjadi Gen Z Tangguh yang Siap Tumbuh 

Belajar Mencintai dengan Sabar

belajar mencintai dengan sabar

Perempuan yang kehilangan sosok ayah sejak kecil seringkali membangun pertahanan berlapis. Ia tidak mudah percaya, dan bukan karena ia tidak ingin mencintai, tapi karena ia tidak ingin kembali dikhianati oleh harapan yang tak ditepati. 

Maka, mencintainya butuh kesabaran. Ia sedang belajar percaya dari nol, dari titik di mana ia dulu merasa tidak layak dipilih atau diperjuangkan.

Ia tidak meminta dilindungi, tapi diam-diam ingin disayangi tanpa syarat. Cintanya tidak ekspresif di awal, tapi begitu tumbuh, ia mencintai dengan segenap keberanian yang ia kumpulkan perlahan.

“Air yang tenang bukan berarti tak bergejolak di dalamnya.”
– Pepatah lama yang menggambarkan bagaimana perempuan ini bisa tampak tenang, meski di dalamnya menyimpan badai yang belum selesai.

Maka, jika kamu memilih untuk mencintainya, jangan hanya hadir saat ia tertawa. Temanilah saat ia diam, ketika pikirannya sibuk menguji apakah kamu sungguh bisa diandalkan. Karena bagi perempuan ini, cinta bukan janji, tapi tindakan kecil yang konsisten: mendengar, memahami, tidak menghilang.

Baca juga: Orang Tua yang Egois Melahirkan Anak yang Egois, Benarkah?

Membangun Ruang Aman Bukan Menjadi Pahlawan

Sering kali, kita merasa harus menyembuhkan pasangan kita dari luka masa lalu. Tapi perempuan seperti ini tidak butuh diselamatkan. Ia hanya butuh ruang aman, tempat ia bisa melepas lelah, bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu menjelaskan mengapa ia kadang sulit tersenyum atau mendadak menjauh.

“Jangan terburu-buru masuk ke hati seseorang yang sedang belajar membangun jembatan dari reruntuhan.”

Cukup hadir, dan biarkan waktu bekerja. Perempuan ini mungkin akan menguji seberapa tahan kamu berdiri di sampingnya. Bukan untuk menyulitkanmu, tapi karena ia ingin yakin bahwa kamu berbeda. Bahwa kali ini, ia bisa mempercayakan hatinya tanpa harus bersiap ditinggal lagi.

Menikah dengan perempuan yang tumbuh tanpa figur ayah berarti menjemput perjalanan panjang yang tidak selalu terang. Tapi jika kamu bersedia berjalan pelan bersamanya, kamu akan melihat: cinta yang ia beri bukan cinta biasa. Itu cinta yang lahir dari keberanian untuk kembali berharap, setelah sekian lama belajar menyimpan luka sendiri.

"Cinta sejati bukan ditemukan, tapi dibangun—dengan waktu, kejujuran, dan keberanian untuk tidak menyerah."

Apakah kamu ingin curhat online gratis via WhatsApp? Yuk, sampaikan cerita yang tidak bisa lagi kamu pendam! Kami menyediakan ruang #curhatonlinegratis untuk setiap masalah yang kamu alami. Yuk, kunjungi ruang curhat online.

Cerita yang kamu alami dapat di-publish di situs kami sehingga dapat menghubungkan setiap orang dengan masalah serupa. Namun, kamu juga dapat memilih supaya cerita tersebut tetap sebagai privasi dengan sebuah persetujuan.

 

Anda mungkin menyukai postingan ini

  1. Untuk menyisipkan sebuah kode gunakan <i rel="pre">code_here</i>
  2. Untuk menyisipkan sebuah quote gunakan <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image">url_image_here</i>