-->

Yang Dikatakan Jiwa Kita Ketika Malam Hari

 

Arin Khurota
Aku memandangi fotoku begitu lama, lemat-lemat memandangnya, kemudian tercetuk dalam hatiku, "Kenapa kamu selalu berakhir sendirian?"

Selama aku berjalan, selama aku melangkah, tentu saja aku menjumpai banyak orang. Namun, hubungan itu selalu tidak bertahan lama.

Satu-satunya hubungan pertemanan yang awet kumiliki hanyalah 3 teman yang kudapatkan saat SMP dan 1 teman saat SMK.

Saat aku memandang fotoku, dalam hatiku berkata, "Kenapa kamu tidak pernah benar-benar diperjuangkan atau diinginkan oleh seseorang? Bahkan, sesederhana dirayakan secara tulus pun tidak pernah, bahkan oleh keluargamu sendiri yang tidak tahu cara merayakan."

Saat aku melihat diriku sendiri, aku memahami aku tidak akan mampu tumbuh ketika aku belum bisa menghadapi rasa sakit, luka, trauma, dan anak kecil yang jarang sekali kupeluk dalam diriku.

Saat aku memandang diriku sendiri, terkadang aku menangis, ternyata kita benar-benar sendirian di jalan ini. Selama kita melangkah, tidak pernah ada satu pun yang benar-benar bertahan membersamai langkah kita, meski yang kuminta sederhana.

Aku begitu jarang berkomunikasi, begitu jarang berteman, begitu jarang berbicara, sehingga saat aku berada di suatu perkumpulan, aku cenderung hanya mendengarkan

Ayah Ibuku juga selama ini selalu berkomentar bahwa aku harus belajar berbicara. Terkadang, aku hanya terdiam, "Bagaimana aku belajar, jika mereka saja tidak mampu memberikan contoh cara berkomunikasi, bahkan ke anaknya sendiri."

Aku menyadari ada segumpal rasa sakit di dada bagian kanan yang aku memahami, itu satu rasa sakit yang belum bisa kulepaskan. Di kehidupan yang sekali ini, aku begitu banyak mengikhlaskan. Bahkan, seseorang yang mengatakan akan selalu mengusahakan bersamaku.

Namun, aku mungkin akan tetap bersamanya jika aku tidak menanyakan pertanyaan "berani" malam itu padanya. Di sisi lain, jika aku tidak berani mengatakannya, mungkin aku juga akan selalu terjebak dalam hubungan semu tersebut.

Aku memahami hubungan tersebut sudah berada di antara dua jurang yang kelam di masa depan, jika kita berdua tidak belajar kehilangan. Meskipun, aku mengagumi beberapa sisi darinya, yang mungkin dia sendiri tidak menyadarinya bahwa aku begitu menyayangi dirinya.

Karena luka-luka dalam diriku ini pula, aku telah menyakiti banyak orang yang sebenarnya selama ini telah percaya padaku. Aku memahami, mungkin ucapan maaf takkan pernah cukup untuk menggantikan pengorbanan mereka, sehingga aku hanya bisa memberikan berbagai doa untuk kebahagian mereka.

Di dunia ini sebenarnya aku tidak mengharapkan banyak, aku hanya berharap merasakan bagaimana rasanya benar-benar dicintai dan diperjuangkan oleh orang yang kita juga mencintai dia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>