Tentang Luka, Kesendirian, dan Hari yang Akhirnya Datang
Akan tiba saatnya kamu duduk di sebuah acara televisi nasional, bahkan internasional, menceritakan semua jatuh bangun yang kamu lewati hingga saat itu. Akan tiba saatnya kamu bisa menyuarakan berbagai hal berat yang selama ini hanya mampu kamu simpan sendiri.
Akan tiba saatnya kamu bisa bercerita dengan santai, bagaimana seharusnya slot kamu sebagai delegasi Youth Wikimedia ke Eropa, justru harus karam diambil orang lain karena surat rekomendasi yang seharusnya diterbitkan tepat waktu, diundur secara sengaja oleh petinggi Wikimedia Indonesia masa jabatan Mas Hardi.
Akan tiba saatnya kamu bisa bercerita dengan santai, bagaimana seharusnya momen membahagiakan penanaman di akhir masamu bekerja di LindungiHutan, tetapi berubah menjadi pengalaman yang seharusnya tidak harus kamu terima, dan kamu tidak mendapatkan kesempatan menanam atau ikut serta melihat lokasi penanaman karena kamu disuruh Mbak Diva dari tim sales menunggu di tempat ceremonial, padahal itu sebenarnya menjadi momen yang kamu nantikan, mengingat juga ini menjadi momen terakhir yang ingin kamu ingat saat bekerja di LindungiHutan.
Akan tiba saatnya kamu bisa bercerita dengan santai, bagaimana kamu tidak pernah bisa berhasil berteman dengan orang lain, karena kamu menyimpan trauma dalam hatimu, yang belum bisa kamu ikhlaskan, tetapi di masa itu, kamu sudah berhasil melepaskan itu semua.
Akan tiba saatnya kamu bisa bercerita dengan santai, bagaimana kamu melakukan perjalanan ke Cirebon hanya untuk belajar pembuatan pakan ikan, di komunitas petani yang dibina salah satu Professor periset BRIN. Namun, kamu justru tidak diprioritaskan saat prof tersebut datang, kamu diremehkan, dan dibilang "Hanya proyek 2 tahun" seakan ANGPHOT tidak punya masa depan.
Akan tiba saatnya kamu bisa bercerita dengan santai, bagaimana kamu melakukan perjalanan sendirian, melakukan pembelian bahan baku tepung ikan sendirian, menangis di jalan karena menyimpan banyak luka dan kesepian yang tidak bisa kamu ceritakan pada siapapun.
Akan tiba saatnya kamu bisa bercerita dengan santai, bagaimana kamu kehilangan orang-orang yang sebenarnya baik dalam hidupmu, tetapi kamu terlalu sosiopat, sehingga mereka meninggalkanmu. Namun, dari semua itu, kamu bersyukur bertemu mereka, Ariq, Jihan, Rahmat, Wulan, yang sebelumnya ikut membantu membangun ANGPHOT di masa awal-awal berdirinya saat masih kuliah. terutama Ariq, yang cukup lama bertahan di ANGPHOT bahkan setelah lulus kuliah, dan mengajarkan kamu banyak hal tentang kehidupan yang sebelumnya kamu tidak pernah tahu. Dia mengajarimu banyak hal yang luar biasa, terutama tentang rasa sabar dan kelembutan, jalan di Malang yang tidak kamu tahu, juga rasa sayang yang unik.
Itu semua akan membuatmu benar-benar tersenyum dengan penuh ketulusan karena kamu berhasil bertahan hingga akhir. Kamu tidak benar-benar menyerah, bahkan saat akhirnya kamu harus berjalan sendirian di jalan yang begitu sepi dan panjang.
Apakah kamu ingin curhat online gratis via WhatsApp? Yuk, sampaikan cerita yang tidak bisa lagi kamu pendam! Kami menyediakan ruang #curhatonlinegratis untuk setiap masalah yang kamu alami. Yuk, kunjungi ruang curhat online.
